TOP NEWS

My way of joking is to tell the truth. That's the funniest joke in the world -Muhammad Ali-

Friday, February 27, 2015

Kali Adem Yogyakarta

     Jumat pagi ini aku sengaja bangun lebih pagi. Semester akhir membuat jam tidur dan bangun menjadi kacau, mengapa tidak? setiap hari demi hari mengalami insomnia dan bangun siang karena telat tidur. Tapi untuk pagi kali ini berbeda, sebab aku ingin jalan-jalan sekitaran Jogja. Sudah lama rasanya tidak jalan mengelilingi kota tempatku bernaung 3 tahun terakhir. Kali adem terpilih jadi destinasi setelah melakukan sedikit pencarian di om google.Menurut salah satu blog dan gps navigasi yang ada di handphoneku, lokasi kali adem itu ada di ujung jalan Palagan Tentara Pelajar. Alhasil tingkat kepercayaan akan lokasi tersebut berkisar 80 %.
Lokasi menurut GPS navigasi.
      Pagi sekitar pukul 7.20 mio merah mulai berlari kencang menuju lokasi mengikuti arahan dari GPS. Sesaat menepi untuk membeli perbekalan dan mengisi bahan bakar motor di pom bensin sepanjang perjalanan. Perjalanan menuju lokasi yang dimaksud kurang lebih 15 menit dari rumah dan apabila di total dengan waktu menepi menjadi kurang lebih 25 menit. Hal yang mengejutkan mulai terjadi, menurut lokasi yang ditunjukkan oleh GPS tersebut merujuk pada perkebunan salak pondoh. Tak ada tanda-tanda daerah wisata di lokasi tersebut. GPS mulai ku non-aktifkan dan motor kembali berlari mengikuti jalan yang dominan menuju utara. Terus dan terus mengikuti arah utara dan belok kanan belok kiri dengan asumsi bahwa asal melihat Gn. Merapi maka jalan ini benar dan akhirnya semuanya salah besar. Kutanya pada seorang warga dan mengatakan bahwa kali adem bukan ada di daerah tersebut tapi masih jauh ke arah Cangkringan. Berbekal petunjuk alakadarnya saya mengikuti petunjuk bapak tersebut, kira-kira petunjuknya seperti berikut :
"Mas lurus lalu pertigaan ke kanan, pertigaan lagi ke kiri, lurus sampai ada patung polisi baru belok kiri"
Setelah mengikuti petunjuk tersebut saya kembali bertanya pada warga dan mengatakan kurang lebih seperti ini :
"Mas lurus lalu pertigaan ke kiri, pertigaan lagi ke kanan, lurus sampai ada penjual susu lalu belok kiri"
Belum cukup sampai disitu sebab belum juga kutemukan tanda-tanda saerah bebatuan wisata kali adem. Ibu-ibu yang berada di depan rumah menjadi sasaran pertanyaanku selanjutnya, beliau berkata bahwa
"Mas ke kiri lalu kiri lagi, kemudian turun melewati jembatan gantung Sungai Boyong, nanti akan tembus di Jalan Kaliurang. Mas disana ambil kiri lalu ada petunjuknya kok disana."
Dalam hati berkata "Apa? Jalan Kaliurang?" Ya sudahlah akhirnya kuikuti saja petunjuk ibu tersebut dan benar adanya seperti perkataan beliau bahwa akan tembus di jalan Kaliurang. Sejenak aku terpesona pada kemegahan Merapi ketika muncul ditengah-tengah Sungai Boyong. 
Penampakan Merapi dari Sungai Boyong
     Setelah melewati Kaliurang dan terus mengikuti petunjuk jalan, sampai juga ke ujung jalan. Ujung jalan yang ada membuatku ragu, hanya truk dan jeep dapat melewatinya, pikirku. Akhirnya kucoba saja melewatinya dengan susah payah bersama matic. Terus dan terus sampai akhirnya aku mulai merasa lelah dan putus asa sebab jalan tidak mendukung, ujung jalan belum tentu tempat yang ingin aku kunjungi, serta kendaraan yang kurang pas. Sempat aku putar balik motor dan berjalan menuruni jalan bebatuan terjal. Karena aku tidak ingin pulang dengan tangan kosong maka kusempatkan mengambil beberapa gambar di daerah tersebut.
Lokasi penambangan batu dan pasir.
      Tuhan memang tidak akan memberikan ujian kepada hambanya apabila ia tidak mampu. Dan tuhan tidak akan meninggalkan hambanya yang terus berikhtiar. Dua kalimat tersebut memang benar adanya sebab beberapa saat kemudian rombongan motor dan jeep pengunjung mulai mendaki menuju jalan yang tadi aku lewati. Ternyata eh ternyata orang-orang baru akan menuju kali adem sekitar pukul 8.30 an dan aku kesana terlalu pagi makanya sepi. Setelah melihat beberapa orang lewat aku bersegera tarik gas motor dan mengikuti dari belakang. Tampak bunker persembunyian korban awan panas merapi menandakan aku telah sampai di lokasi kali adem. Tujuan awal yang ingin melihat merapi dari dekat di kali adem akhirnya sirna setelah awan gelap menutupi. Hanya bisa mengabadikan beberapa foto pada hari ini, tak seberapa dengan perjalanan yang penuh perjuangan. Namun dibalik perjuangan ada pelajaran yang aku bisa petik, diantaranya :

  • Jangan melakukan perjalanan jauh ataupun dekat apabila kamu belum paham lokasi pastinya.
  • Pastikan menyesuaikan antara transportasi dan lokasi yang akan anda kunjungi.
  • Jangan menyerah, Tuhan pasti memberikan bimbingannya, baik itu melalui feeling ataupun petunjuk orang lain.
Berikut adalah beberapa foto yang bisa penulis abadikan, semoga bisa kesana lagi dengan kondisi cuaca yang mendukung. Amin.
Bunker

Si jagoan merah
Wisatawan lokal menggunakan jeep.
Absurd

 

Bagi teman-teman yang ingin mengunjungi kali adem dapat menggunakan koordinat berikut :
Latitude     E  7 34' 59''
Longitude  S  110 26' 51.5''



-Salam Penulis-

0 comments: