TOP NEWS

My way of joking is to tell the truth. That's the funniest joke in the world -Muhammad Ali-

Wednesday, June 25, 2014

Jokowi : "Perlu dipertegas batas-batas laut"

      "Penegasan Batas-Batas Maritim"

     Selamat Sore teman-teman semua, setelah beberapa hari tidak update akibat ada UAS (Ujian Akhir Semester) maka sekarang saya ingin meluangkan waktu sedikit untuk menulis kembali. Berita hangat akhir-akhir ini adalah tentang pemilihan presiden tentunya. Presiden yang baik, tegas, amanah adalah presiden yang paling diidam-idamkan seluruh rakyat walaupun sesungguhnya belum tentu kita akan menemukan orang yang benar-benar sesuai dengan tipe pemimpin yang sempurna. 
     Tulisan ini jauh dari unsur kampanye tapi hanya sebatas pikiran/opini pribadi atas bahasan-bahasan negeri kita tercinta ini. Kembali ke masalah calon presiden dan calon wakil presiden, seperti yang telah diketahui bersama bahwa saat ini hanya ada dua calon yang berjuang yakni nomor urut 1 (Prabowo-Hatta) dan nomor urut 2 (Jokowi-Kalla). Kedua pasangan memiliki kelebihan masing-masing dalam hal politik dan pemerintahan tinggal kita sebagai masyarakat yang harus menentukan ingin pemimpin tipe seperti apa. KPU (Komisi Pemilihan Umum) memberikan  kemudahan untuk menelaah kesiapan tiap-tiap Capres dan Cawapres dengan melalui debat yang diadakan sebanyak 5 kali selain dengan melalui kampanye masing-masing calon. 
Jokowi - Prabowo (Sumber : http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/22/269587175/Debat-Capres-Ketiga-Kembali-Jadi-Trending-Topik)
     Ada hal yang menarik dari materi topik debat ketiga pada hari minggu, 22 Juni 2014, yakni Politik Internasional dan Ketahanan Nasional. Pada sesi debat ketiga ini ada beberapa hal yang menarik perhatian karena menyangkut kedaulatan Indonesia dan hak berdaulat Indonesia dalam segi perbatasan wilayah laut.  

  1. Jokowi mengatakan tentang "Perlu dipertegas batas-batas laut kita seperti apa"
  2. Prabowo menanyakan tentang "Laut Cina Selatan"
  3. Jokowi mengatakan tentang "Perlunya mengawasi spot-spot penting di batas negara dengan menggunakan Drone"
    Geodesi...Ya lagi-lagi karena geodesi inilah saya jadi tertarik untuk memperhatikan sesi debat ketiga antar capres tersebut, tidak lain karena adanya kaitan pembahasan para capres dengan ilmu yang tengah saya tekuni tentang geodesi. Geodesi memiliki peran dalam penentuan posisi di permukaan bumi seperti dalam penggunaan sebagai penentuan posisi batas wilayah.
     Tidak semua orang mengerti tentang aturan dalam penentuan batas-batas laut yang berlaku. Perlu diketahui bahwa aturan-aturan tentang perbatasan maritim telah diatur dalam UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea). UNCLOS sendiri adalah konferensi hukum laut antara negara-negara didunia dimana Indonesia ikut andil dalam penentuan aturan dalam UNCLOS. Tahun 1958 adalah tahun berdirinya pertama kali UNCLOS yang dikenal sebagai UNCLOS I, tahun 1960 sebagai tahun lahir UNCLOS II dan pada tahun 1982 barulah tercipta UNCLOS III dengan beberapa perubahan, Indonesia turut aktif dalam terciptanya UNCLOS tersebut terbukti dengan peran Indonesia dalam memperjuangkan aturan-aturan untuk pembagian wilayah laut bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
     Beberapa hal yang ingin saya bagikan mengenai batas maritim di UNCLOS :
  1. Laut Teritorial menurut Pasal 3 UNCLOS 1982 menyebutkan bahwa setiap negara pantai berhak menetapkan lebar laut teritorialnya hingga suatu batas yang tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal yang ditentukan sesuai dengan konvensi ini. Di dalam TALOS (The Manual on Technical Aspect of the UNCLOS) ditegaskan lagi bahwa laut teritorial diukur dari garis pangkal ke arah laut dengan jarak yang tidak melebih 12 mil laut. Dengan demikian, di kawasan laut yang terletak di bagian dalam garis batas teritorialnya, sebuah negara pantai memiliki kedaulatan penuh. Namun demikian sesuai dengan UNCLOS, negara tersebut juga harus memberikan lintas damai kepada kapal-kapal negara lain sepanjang kapal-kapal negara asing tidak melanggar hukum dan perdamaian (sebagai catatan 1 mil laut = 1852 m ).
  2. Zona Tambahan Dalam Pasal 33 UNCLOS 1982 disebutkan bahwa negara pantai dapat melaksanakan pengawasan pada wilayah laut di luar laut teritorialnya sejauh maksimum 24 mil laut dari garis pangkal. Pengawasan yang dimaksud adalah untuk mencegah pelanggaran peraturan perundang-undangan bea cukai, fiskal,imigrasi atau saniter di dalam laut teritorialnya m menghukum pelanggaran peraturan perundang-undangan tersebut di atas yang dilakukan di dalam       wilayah atau laut teritorialnya.
  3. Zona Ekonomi Eksklusif sesuai pada Bab V pasal 55, 56 dan 57 UNCLOS 1982 mengatur mengenai Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). ZEE adalah suatu daerah di luar dan berdampingan dengan laut teritorial, yang tunduk pada rejim hukum khusus yang ditetapkan dalam UNCLOS 1982, berdasarkan mana hak-hak dan yurisdiksi negara pantai dan hak-hak serta kebebasan-kebebasan negara lain di atur. Di dalam ZEE, negara pantai memiliki hak eksklusif untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya alam, kebebasan navigasi, hak penerbangan udara, dan melakukan penanaman kabel serta jalur pipa ( Andi,I.M.A, 2007).
  4. Landas Kontinen dijelaskan pada Pasal 76 UNCLOS 1982 menyebutkan tentang batas landas kontinen, yaitu meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya dari daerah di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratannya hingga pinggiran tepi kontinen atau hingga suatu jarak 200 mil laut dari garis pangkal darimana lebar laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak tersebut. Pasal 77 menyebutkan bahwa negara pantai menjalankan hak berdaulat di landas kontinen untuk tujuan mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumberdaya alamnya. Sumberdaya alam yang dapat dieksplorasi dan dieksploitasi terdiri dari sumberdaya mineral, sumberdaya non hayati, sumberdaya hayati jenis sedenter yaitu organisme yang pada tingkat sudah dapat dipanen tetap berada pada atau di bawah dasar laut.
  5. Garis Pangkal Normal dan Garis Pangkal Lurus
Diatas adalah Ilustrasi Jarak Batas Laut dihitung dari Garis Pangkal (sumber : made andi arsana)
Ilustrasi Garis Pangkal Lurus dari sebuah Negara
(Sumber : TALOS  http://www.iho.int/iho_pubs/CB/C_51_ANIMATIONS/Figure4_2.ppt)
Ilustrasi Laut Teritorial sejauh 12 mil dari garis pangkal
(Sumber : TALOS http://www.iho.int/iho_pubs/CB/C_51_ANIMATIONS/Figure4_2.ppt)
Ilustrasi Zona Tambahan sejauh 24 mil dari Garis Pangkal
(Sumber : TALOS http://www.iho.int/iho_pubs/CB/C_51_ANIMATIONS/Figure4_2.ppt)
Ilustrasi ZEE sejauh 200 mil dari Garis Pangkal
(Sumber : TALOS http://www.iho.int/iho_pubs/CB/C_51_ANIMATIONS/Figure4_2.ppt)
Ilustrasi Landas Kontinen
(Sumber : TALOS http://www.iho.int/iho_pubs/CB/C_51_ANIMATIONS/Figure4_2.ppt)
     Dari dasar-dasar ilustrasi diatas dapat terlihat bahwa sebenarnya dalam penentuan batas maritim tidak sesederhana yang dibayangkan namun memiliki aturan aturan khusus yang telah tercantum dalam TALOS. Penegasan batas maritim Indonesia perlu dilakukan bersama dengan negara-negara tetangga yang terkait dan diselesaikan menurut aturan yang dianut oleh dunia internasional. Indonesia sendiri memiliki kurang lebih 10 negara tetangga yang berbatasan dalam hal batas maritim yakni (India, Malaysia, Vietnam, Papua Nugini, Timor Leste, Singapura, Thailand, Filipina, Palau dan Australia) yang berarti begitu rumit dalam mempertahankan batas maritim dengan negara-negara tetangga.
     Bahasan kedua yakni berkaitan tentang Laut Cina Selatan yang ditanyakan oleh Prabowo kepada Jokowi. Pada bahasan ini saya mengambil referensi dari Pak Made Andi Arsana. Untuk lebih jelasnya, teman-teman dapat membaca tulisan pak Made Andi Disini
     Bagi teman-teman yang ingin membaca dan lebih mengetahui tentang aturan-aturan teknis (TALOS 5th edition) hukum laut di dunia internasional dapat mengunduhnya pada link dibawah ini:



    Tulisan ini bersumber dari materi perkuliahan hukum laut, TALOS 5th edition, UNCLOS. Apabila terdapat koreksi dan komentar penulis sangat menerima. Terima kasih :)

1 comments:

Sunday, June 15, 2014

Paper Perubahan Paradigma Datum Lokal ke Datum Global

Paper ini adalah tugas dari mata kuliah Filsafat Teknik Geodesi UGM. Paper ini dibuat untuk memenuhi kewajiban mahasiswa. Untuk teman-teman yang ingin melihat dan membacanya silahkan mendownload pada link berikut ini :

0 comments:

Resume Africa's Forgotten Kingdom

Ini adalah tugas Resume mata kuliah Filsafat di Teknik Geodesi UGM. Bagi teman-teman yang ingin melihat dan membaca resume film Africa's Forgotten Kingdom dapat mendownload pada link berikut :

0 comments:

Resume State of the Planet Why is there a crisis

Berikut ini adalah tugas resume mata kuliah filsafat di Teknik Geodesi UGM. Bagi teman-teman yang ingin melihat dan membaca resume ini silahkan download dibawah ini :

0 comments:

Laporan Survei Kadastral Teknik Geodesi UGM

Teman-teman Berikut ini adalah laporan praktikum survei kadastral yang merupakan salah satu mata kuliah wajib di Teknik Geodesi UGM. Bagi teman-teman yang ingin melihat laporan kami silahkan mengunduh dibawah ini :


*password : geodesiugm2011

0 comments:

TOR (Term of Reference) Kemah Kerja Geodesi UGM 2014

Bagi teman-teman yang ingin melihat contoh TOR (Term of Reference) Kemah Kerja Geodesi 2014 adalah sebagai berikut :

0 comments:

Hasil Kemah Kerja Geodesi UGM 2014

Berikut ini adalah peta topografi hasil pemetaan selama Kemah Kerja 2014 :

0 comments:

Laporan Kalibrasi Alat Leica TS02

Berikut ini adalah laporan praktikum kalibrasi alat TS02 yang kami lakukan (regu 15). Silahkan mendownload di bawah ini :

0 comments:

Laporan Kemah Kerja Geodesi UGM 2014

Laporan adalah hal yang harus dipenuhi dalam setiap praktikum. Bagi teman-teman yang ingin melihat laporan  kemah kerja 2014 kami (regu 15) maka teman-teman dapat mengunduhnya dibawah ini :

0 comments:

Kemah Kerja Teknik Geodesi UGM 2014

( 24 januari 2014 - 20 Februari 2014 )

    Pada kesempatan kali ini aku akan sedikit bercerita tentang pengalaman yang sebenarnya hampir satu semester yang lalu namun sayang untuk tidak dituliskan, pengaman itu adalah kemah kerja 2014 Geodesi UGM. Kemah kerja adalah salah satu mata kuliah wajib di teknik Geodesi UGM.  Menurut arti kata harfiahnya  "Kemah = menginap" dan "Kerja = bekerja / praktikum" sehingga Kemah kerja yang sering disebut KK adalah Praktikum pada suatu wilayah dengan full berada di wilayah tersebut hingga proses lapangan berakhir. KK memiliki bobot SKS sebesar 3 SKS sehingga cukup berpengaruh pada nilai kumulatif semester maka dari itu wajib, kudu, harus dapat "A".
    Kemah kerja kali ini berlangsung di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulonprogo, berlangsung kurang lebih selama satu bulan penuh dengan rincian kasar 1 minggu persiapan, 2 minggu lapangan dan 1 minggu Studio (kampus). Kemah kerja ini dilaksanakan pada liburan akhir semester ganjil yakni semester 5 ke semester 6 pada tanggal 24 januari 2014 hingga 20 Februari 2014 dan dengan sistem bahwa yang berhak ikut dalam KK adalah mahasiswa yang telah menempuh beberapa mata kuliah wajib tertentu seperti IUT 1, Survei Topografi, Survei Digital, Survei GNSS dll. Sistem lainnya adalah harus membayar uang untuk kehidupan selama kemah kerja (tempat tinggal, transportasi, makan) yang kala itu kurang lebih sebesar Rp 980.000. Perlu diketahui kalau KK ini merupakan kerja tim sehingga aku pun perlu membentuk sebuah tim dan akhirnya terbentuklah regu 15 (Wahyu hidayat, Azidan Praditya, Wildan Wahyu S, Hesti Nur Septa, Septi Dwi Astuti) yang diketuai oleh aku sendiri.
 
Regu 15
dari kiri ke kanan (Hesti, Azidan, Wildan, Wahyu, Septi)
Minggu 1
    Minggu pertama adalah minggu persiapan. pada minggu ini kami diberi pelatihan tentang teknik survei pemetaan dilapangan nanti, penyegaran pengetahuan kami terhadap alat survei, penjelasan TOR (term of reference) pemetaan yang harus dicapai, tes alat hingga kalibrasi alat, pre test dan ujian praktek.
    Pretest berupa tes tertulis dengan tipe soal pilihan ganda berjumlah kurang lebih 90 - 100 nomor dan mencakup mata kuliah yang telah diambil pada semester 1 hingga semester 5. Selanjutnya penjelasan TOR berupa penjelasan kerangka standar yang harus dipenuhi oleh kami dalam melakukan pemetaan di Pengasih, Kulon Progo.
    Pada minggu pertama ini akan diundi alat survei yang akan kami gunakan selama KK2014. pengundian bersifat mutlak dan dilakukan dihadapan dosen pengampu. Suatu kebetulan kami memperoleh alat Leica TS02 yang notabene merupakan alat yang kurang familiar dikalangan kami.
Tampilan Leica TS02
(Sumber : http://www.surveyequipment.com/images/leica-flexline-ts02-plus-angle.jpg)
    Mungkin sudah ditakdirkan bagi kami untuk mendapat ilmu lebih dengan belajar karakteristik alat ini secara otodidak. Pada saat melakukan pengecekan kolimasi dan kesalahan indeks vertikal pada alat ini tidak menemui masalah yang cukup berpengaruh sehingga kami memutuskan alat ini siap digunakan pada saat dilapangan nanti.

  Minggu 2-3
Intro...
    Hari yang dinanti-nantipun telah tiba, hari itu adalah hari pemberangkatan dari Geodesi menuju tempat bertarung selama 2 munggu di Pengasih, Kulon Progo. Sesuai instruksi dosen pengampu (Pak Bambang selaku ketua KK2014) kami harus berada dikampus pukul 7 pagi untuk keberangkatan dan menurut info kami akan berangkat menggunakan bus sejumlah 4 buah bus dan sebuah mobil pickup.
     Perjalanan dari Jogja-Pengasih sekitar 2-3 jam hingga akhirnya kami tiba di pondokan. Tiap-tiap regu bergegas merapikan alat survei masing-masing yakni berupa ( Total station, pole, reflektor, prisma, patok poligon, palu, paku, pita ukur, rol meter dll kedalam kamar masing-masing). pembagian kamar yang sangat beruntung karena kamarku berada paling ujung bersama Bayu Tri Wibowo, Hamari Sikyarto, Azidan Praditya, Rio Andi Pancarka dan Iqbal Tawakal yang notabene asik buat main haha.

Hari Pertama
    Hari pertama adalah hari penentuan masa depan kami apakah akan bernasib buruk atau sangat buruk haha sebab pada hari ini pembagian lokasi proyek dengan kondisi lokasi ada yang dekat (bersebelahan dengan penginapan), ada yang jauh, ada berupa sawah dan ada pula berupa perkebunan lebat. Entah apa yang merasuki regu ini sehingga kami memperoleh lokasi 15 yang cukup jauh. Target hari pertama adalah orientasi medan serta pemasangan patok titik poligon. Pukul 2 siang seluruh tim berangkat ke lokasi masing-masing dengan berjalan kaki bersama dosen pembimbing lapangan masing-masing kelompok.  FYI : Dosen Pembimbing lapangan ini bertugas membimbing kelompok untuk mencapai targetnya. Setiap DPL membawahi 3 kelompok dan tiap-tiap DPL akan digantikan sebanyak 3 kali selama 2 minggu tersebut yakni pada saat pengukuran kerangka pemetaan, detil dan penggambaran. Dosen DPL pertama kami adalah pak bambang sekali ketua Panitia KK2014. kami dibimbing dan diarahkan pada lokasi 15 serta diberi batasan area yang akan dipetakan. Setelah dijelaskan beebrapa hal kami berangkat untuk melakukan eksplorasi (cielah) seperti orientasi medan serta penggambaran sketsa dan pemasangan patok poligon. 
    Pada hari pertama kami sekelompok yang benar-benar masih bingung tentang lokasi pemetaan akhirnya memutuskan untuk pemasangan patok poligon seadanya sebab sehabis pulang ke basecamp kami harus presentasi tentang sketsa dan bentukan poligon kami. Alhasil 18 buah titik poligon kami pasang dengan waktu relatif sempit karena pada saat itu waktu menjelang magrib. Sesuatu yang terdugapun terjadi pada saat presentasi, yakni kami diwajibkan maksimal jumlah titik poligon adalah 12 maka dari itu kami harus merombak titik poligon yang telah kami pasang. Buyar seluruh rencana yang telah ada sebelumnya pada pikiranku.

Hari Kedua
     Pada hari ini kami berangkat awal sekitar pukul 6.30 pagi setelah sarapan sebab ada tanggungan harus mereduksi jumlah titik poligon dan mengubah sketsa dari bentuk poligon utama. Target hari kedua adalah pengukuran kerangka kontrol horizontal jadi pada hari itu kami sekalian membawa peralatan penuh berupa TS02, roll meter, prisma dan statif. Melakukan reduksi titik poligon tidak semudah yang kami bayangkan, mencari celah kecil diantara dedaunan itulah yang kami laksanakan. Kurang lebih pukul 10.10 am kami memulai untuk pengukuran KKH  dengan dimulai dari titik poligon 1. Jumlah titik yang diukur tidak maksimal karena waktunya telah terpotong dengan reduksi titik poligon saat pagi sehingga kami hanya mengukur 3 buah titik saja.
Pengukuran kkh dan kkv
     Presentasipun tiba, kami melakukan presentasi bentuk poligon yang telah direvisi  dan total titik yang diukur, ternyata progres kelompokku jauh ditinggal sama teman-teman yang lain jadi dalam hati harus bisa memenuhi target yang ketinggalan di hari ketiga. 

     Hari Ketiga
     Seperti sebelumnya berangkat paling pagi dengan membawa persenjataan penuh kamipun melangkah meninggalkan basecamp untuk mengejar ketinggalan kami. Pagi itu kelompook kami sengaja tidak sarapan pagi dengan asumsi nanti saja cari makan dilokasi pemetaan, eh tak tahunya disana ternyata tidak ada penjual makanan dan akhirnya lemas setengah mati pada saat pengukuran.
Saking malasnya memegang payung
     Alhamdulillah, syukur pada tuhan pada hari ketiga kami telah menyelesaikan pengukuran KKH dan pulang untuk melakukan perhitungan bowdith karena saat itu dilokasi sedang mendung dan menjelang magrib. Pada saat perhitungan hati ini mau menangis karena ternyata tidak masuk TOR yang telah ditentukan sehingga kembali lagi-lagi kami harus memutar otak bagaimana caranya untuk bisa untuk masuk TOR dan tidak ketinggalan teman-teman yang lainnya. Ah hari yang sangat panjang dan melelahkan, semalaman kami mengerjakan bowdit bagaimana bisa data kami tidak masuk TOR? Seluruh data telah dicek untuk memastikan tidak ada yang salah ketik atau salah operasi. Pada saat presentasi ternyata teman-teman yang lain sebagian besar telah menyelesaikan bowdit dan memiliki ketelitian yang tinggi jauh diatas TOR. Satu hal yang luput dari pengawasan kami adalah kami tidak melakukan pengukuran KKV sembari pengukuran KKH kemarin sehingga kami juga ketinggalan pada bagian itu. Besok harus mengukur ulang untuk KKH dan mengukur KKV itu yang ada dalam benak kami. 
     Iseng-iseng konsultasi dengan dosen pembimbing dan beliau mengatakan bahwa besok pagi kami menghadap untuk cek kalibrasi alat karena dikhawatirkan karena faktor alat. Malam yang panjang dengan beban di kepala yang membuat tidur tak nyaman. 

Hari Keempat
     Hari ini adalah hari terakhir dari jadwal untuk pengukuran kerangka kontrol KKH dan KKV jadi mau tidak mau pada hari ini keduanya harus selesai dan masuk kedalam TOR. Berangkat paling pagi dibanding yang lain itulah yang kami lakukan untuk mengejar ketinggalan yang jauh ini. Sesampainya dilokasi dengan semangat 46 45 kami mengukur ulang semua titik yang sebenarnya hal ini mubadzir dilakukan jika kemarin-kemarin sudah masuk dalam TOR.
    Hari ini kami diuji kesabarannya oleh alam karena alam pada saat itu sedang ababil gak jelas, ketika kami sedang melakukan pengukuran malah gerimis sedangkan saat kami beres-beres karena gerimis tak diduga hujan pun terhenti, begitu terus yang terjadi di hari keempat. Tapi kami mengucap syukur karena dalam satu hari kami dapat menyelesaikan pengukuran KKH dan KKV. Pulang dalam gelap malam sambil was-was dalam hati apakah KKH dan KKV kali ini masuk TOR apa tidak. Saat presentasipun tiba hampir seluruh kelompok telah selesai KKH dan KKV sekaligus nilainya masuk dalam TOR dan siap melakukan pengukuran detil besok pada hari kelima sedangkan kami belum dapat melakukan hal tersebut karena ternyata nilai KKH dan KKV yang telah kami ukur belum masuk TOR, ya sangat mengecewakan. Semalaman penuh kami melakukan editing data supaya memastikan tidak adanya data blunder saat pengolahan dan ternyata semuanya benar sesuai data lapangan dan itu berarti mengukur ulang (lagi).

Hari Kelima 
     Hari-hari sebelumnya berangkat pagi sehingga hari ini kami memutuskan berangkat normal yakni jam 7 setelah sarapan. Pukul 7.30 am kami melakukan pengukuran ulang pada beberapa titik yang dianggap memiliki kesalahan paling besar. Sembari melakukan pengukuran kami melakukan penghitungan bowdit dan syukur alhamdulillah dengan hanya mengukur beberapa titik kami dapat masuk TOR KKH sedangkan untuk KKV kami masih mengukur ulang beberapa titik yang lain. Hari itu adalah hari jumat jadi targetnya adalah setelah shalat jumatan kami wajib mulai pengukuran detil dengan syarat sebelum jumatan KKH dan KKV telah masuk dalam TOR. Alhamdulillah TOR pun tercapai sesuai target yakni sebelum jumatan, sungguh melegakan karena sudah menyelesaikan ketertinggalan KKH dan KKV kami.
    Selepas Jumatan bergegas menuju lokasi pemetaan detil karena memang pada hari kelima hingga hari kedelapan adalah jadwal untuk pengukuran detil. Ya sudah pasti hasil detil kami pada hari kelima adalah tidak maksimal karena hanya setengah hari yang tersedia bagi kami untuk mengukur detil. Namun semua harus disyukuri dengan jumlah detil yang kami ukur. Malam saat presentasipun tiba dan semua mempresentasikan hasil pengukuran detil yang telah dilakukan. Kelompok lain dnegan bangga mengatakan 100 titik, 90 titik dan ternyata kelompok kami paling sedikit dengan jumlah detil kurang lebih 30 titik (memalukan).  Ya mau diapakan lagi memang begitulah keadaanya.

Hari Keenam - Hari Kedelapan
Hari pengukuran detil
     Mengapa pada hari keenam hingga hari kedelapan saya rangkap? Ya karena kegiatannya adalah detil saja hehe. Pengukuran tiap hari tanpa lelah dengan kondisi cuaca tak menentu, berangkat paling pagi dan pulang paling malam. Begitulah kelompok fighter ini beraksi tiap hari. Ketertinggalan dari kelompok lain saat pengukuran KKH dan KKV kami kejar pada hari-hari detil ini. Satu hal yang perlu diperhatikan pada saat pengukuran detil adalah jangan mengukur sesuatu yang tidak berguna karena tidak tergambarkan dalam peta. tiap malam setelah pengukuran kami selalu melakukan pengecekan data dengan cara plotting pada autocad dan melihat dimana bagian yang perlu dilakukan pengukuran lagi esok harinya. Dengan cukup kerja keras tiap hari akhirnya semua itu dapat tercapai hingga pada hari kedelapan yang harus melakukan plotting gambar pada autocad dan surpac. 
Sesi Istirahat pengukuran detil
Pengukuran Detil Sungai
Pengukuran Spotheight
     Pada hari kedelapan kami melakukan presentasi hasil akhir detil dan saat itu adalah pertama kalinya kami bangga karena pada hari kedelapan dapat mengejar progres kelompok lain, sungguh kerja keras sangat keras. Alhamdulillah, semua dapat kembali berjalan normal pada hari kedelapan berkat kerja keras tim ini.


Hari Kesembilan - Hari Kesebelas
     Hari-hari ini adalah hari istirahat dari pekerjaan lapangan karena pada rentang hari tersebut digunakan untuk desain peta pada surpac. Syukur karena kami telah menyelesaikan pengukuran lapangan dan hanya berusaha melakukan editing data detil saja dikamar. Tiap malam kami harus melakukan pelaporan progres plotting yang kami lakukan pada dosen DPL penggambaran kami Pak Heri Sutanta.
Proses plotting dan olah data
     Hari-hari plotting adalah hari-hari paling santai dalam proses lapangan ini jadi pada malam hari sudah tidak banyak yang terjaga hingga larut malam untuk olah data. Pada malam kesebelas ada satu buah tugas yang ahrus kami laksanakan yakni pembuatan petunjuk penggunaan Alat Leica TS-02 lengkap dengan tata cara pengukuran dan download datanya. Hal itu tidak terlalu berat dibandingkan dengan semua yang telah kami lakukan selama minggu-minggu awal. Akhirnya pada hari akhir kami berhasil menyelesaikan proses plotting ini. Betapa bahagianya hidup ini :)

Hari Terakhir
     Hari terakhir ini digunakan sebagai hari untuk melakukan pengecekan peta atau yang dikenal uji peta. Uji peta adalah melakukan pengujian secara acak terhadap detil-detil yang ada pada peta apakah sesuai dengan keadaan sesungguhnya atau tidak. Pada hari ini adalah hari terakhir menuju lapangan jadi kami sangat semangat untuk melakukan uji peta pada hari ini.
Uji Lapangan

    Uji peta bertujuan untuk mengetes apakah kami sudah bisa diandalkan dalam membuat peta topografi atau masih perlu belajar lagi. Malam harinya adalah malam presentasi untuk mengumumkan hasil uji peta yang telah dilakukan. Pada malam itu keakuratan dan kepresisian tiap-tiap kelompok dapat terlihat dan ternyata kelompokku masih belum masuk dalam TOR 90 persen yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing tapi tak apalah yang penting kami sudah melakukan usaha terbaik.
    Selepas presentasi hasil semua diinstruksikan untuk menuju kamar masing-masing guna mengemasi peralatan survei dan peralatan pribadi karena esoknya adalah hari kepulangan ke Jogja setelah sekian lama di Pengasih. Entah siapa yang memulai hingga ada yang mengajak nge-war Counter Strike pada malam itu. Dalam benakku apa salahnya bermain dimalam terakhir dan pada saat itu kami lengkap satu angkatan yang notabene susah dikumpulkan pada waktu-waktu lainnya. War dimulai dengan pertandingan kamar zona utara melawan zona selatan di bawah naungan rembulan dan malam dingin saat itu. Perang ini kami mainkan hingga akhirnya bubar dikarenakan alam sudah menunjukkan bahwa akan hujan, ya apa daya hujan tak bisa terelakkan namun dalam hati sudah sangat puas karena dapat bersenang-senang haha.

Hari Kepulangan
     Hari ini adalah hari kepulangan kami menuju Jogja. Seluruh peralatan surbei diangkut terlebih dahulu ke pickup dan kami menyusul menggunakan bus yang sama saat mengantar kami ke Pengasih. hari ini begitu cerah ceria, setiap orang memancarkan senyum lega dan tertawa lepas setelah 2 minggu bersama di pengasih layaknya makrab panjang. Sesi foto bersama dosen adalah hal terakhir sebelum kami benar-benar pulang ke Jogja. Kepulangan ini membawa PR berupa laporan dan responsi namun itu adalah pekerjaan belakangan dan tidak dapat menutup kebahagiaan kami pagi ini. Terima kasih bapak-ibu dosen, terima kasih warga dusun Drewolo, terima kasih kawan-kawan 2011, terima kasih regu 15 yang telah berjuang sekuat tenaga. 

Full Team

0 comments:

Tuesday, June 10, 2014

Pesona Indah Gunung Lawu

Sebuah cerita dari Gunung Lawu

"Dunia begitu sempit hingga akhirnya secara sadar dan tidak sadar kita terhubung satu dengan yang lainnya"

    Gunung Lawu adalah salah satu gunung tertinggi di jawa (kalau gak tinggi bukan gunung namanya). Gunung Lawu berada berada diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yakni di kabupaten Karanganyar, Wonogiri (Jawa Tengah), Magetan, Ngawi (Jawa Timur). Status dari gunung ini adalah istirahat (tidur siang hehe) yang mana sewaktu waktu dapat kembali menjadi aktif seperti gunung api lainnya sumber : wikipedia
     Awal mula perjalanan kali ini adalah saat adanya hari kosong di bulan Mei yakni kamis 9 mei 2013 sehingga rencana indah jalan-jalan singkat mulai terngiang-ngiang. Pada saat itu yang terpikirkan adalah jalan-jalan, murah dan menyenangkan hingga akhirnya tercetus pengen naik gunung. Gue yang sebenarnya bukan mahasiswa pecinta alam namun cukup senang dengan kegiatan alam seperti naik gunung, mungkin karena back to nature kali ya? Tanpa polusi, kebisingan dll haha. Singkat cerita ada tawaran untuk naik gunung seminggu sebelum 9 mei 2013 dan gunung yang ditawarin pun adalah gunung Lawu. Gunung dimana belum pernah saya sentuh (apa-apaan menyentuh gunung).
    Kami berangkat dari Jogja menuju Solo bertiga ada gue, Jane dan Hardien. Berangkat pukul 4.30 pm, Rabu 8 mei 2013 hingga tiba di solo sekitaran pukul 6.15 pm. Tour guide menuju Lawu adalah sahabat dari Jane yang akan naik bareng kami. Mereka menunggu di sekitaran UNS (kebetulan anak UNS juga) untuk berangkat bareng ke pos pendakian di Magetan (cemoro sewu). FYI yang gue kenal tuh hanya Jane dan Hardien tok (karena dari satu jurusan), sisanya adalah kawannya Jane sehingga agak kaku ngomongnya hahaha, secara mereka lebih banyak dari kami dan mereka sudah cukup akrab satu sama lain.
    Menurut cerita jalur pendakian cemoro sewu ini adalah jalur naiknya pak presiden Soeharto dulu kala (kalau gak salah dengar). Jaur pendakiannya berupa tangga yang disusun dari batu-batu alam dan cukup menanjak. Sekitar pukul 8.15 pm kami tiba di pos cemoro sewu, sudah hal biasa bila kaki gunung itu udaranya dingin namun yang kali ini beda karena sangat dingin dibandingkan dengan gunung-gunung yang pernah saya datangi sebelumnya.

Pos Cemoro Sewu
    Pendakian kami mulai setelah menitipkan motor pada rumah titip disekitaran pos pendakian. Dengan semangat aku mulai menjajaki tanah gunung ini. Pada awalnya jalur masih berupa tanah dan lama kelamaan jalur tersebut menjadi menyerupai tangga. Perjalanan menuju puncak umumnya ditempuh sekitar 8 - 10 jam, cukup lama untuk sebuah gunung yang telah memiliki jalur fix. Setiap beberapa saat kami berhenti untuk istirahat sejenak melepas lelah sekaligus adaptasi diri dengan lingkungan baru dengan suhu yang beda dari biasanya.
Saat istirahat (Lulu, Rusydan, Jane, Nita, Jofan, Rina)
     Krik krik krik suara jangkrik dan hewan malam mulai terdengar seiring jam di tangan menunjukkan bahwa malam semakin larut dan segera menjelang fajar. Kelompok pendaki ini terpecah menjadi dua kelompok, kelompok yang jalan didepan itu aku, Rina, Hardien, Lulu dkk sedangkan yang lain tertinggal beberapa meter dibawah kami. Entah apa kami yang terlalu cepat apa teman kami yang lambat. Karena keadaan mulai hening saya pun berusaha mencairkan suasana agar sepanjang perjalanan semakin akrab diantara kami.
    Pagi mulai menjelang dan kami sudah melihat hargo dumilah (puncak gunung lawu), sebelum menuju puncak kami menyempatkan diri untuk melaksanakan shalat shubuh berjamaah disebuah gubuk kecil. Air wudhu yang muncul dari mata air alami memberikan sensasi tersendiri. Dingin adalah sugesti awal dan ternyata melebihi dari kata dingin yang dibayangkan saat telah menyentuh air tersebut sebab serasa ada jarum  yang sungguh dingin menusuk tulang. Rasa senang dan bangga bisa di puncak Lawu dengan selamat, sebuah kekaguman muncul dari dalam lubuk hati ini bagaimana Allah menciptakan semuanya dengan begitu indah dan megah.
Puncak Lawu
Tugu Puncak Hargo Dumilah
     Sejenak saya berdiam diri sambil menikmati indahnya alam ini di puncak lawu sambil bertasbih kepada Allah SWT atas ciptaannya yang mengagumkan. Beberapa saat kami turun dan diajak ke warung. Hah warung? Ya sayapun tercengang karena ternyata dipuncak gunung lawu ada penjual. Dan itu yang memudahkan para pendaki yang mau makan dan minum karena cukup dengan membeli. Sebenarnya dengan adanya penjual di puncak lawu ini menunjukkan kegigihan masyarakat untuk mencari berkah rejeki walaupun harus dengan kerja keras membawa logistik dari bawah hingga puncak.
Ini dia penampakan warung puncak lawu 
    Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 am dan sebelum kami turun gunung, ada satu hal yang harus dikunjungi yaitu istana botol. Apa itu istana botol?Istana botol adalah istana botol. Tempat tersebut terbuat dari botol-botol para pendaki yang dibuat menjadi sebuah bangunan.
Istana Botol
dari kiri ke kanan(Hardien, Jane, Saya)
    Jalan turun ke pos pendakian kami melalui cemoro kandang yang jalurnya lumayan landai namun cukup panjang. Jalur ini kami ambil untuk menikmati indahnya bumi Lawu ini. Waktu yang ditempuh untuk turun kurang lebih setengah dari waktu naik dan itu sangat singkat. Disepanjang perjalanan tak ada salahnya bernarsis ria untuk mengabadikan momen ini hahaha.
Wahyu Geodesi 2011
Jane Warda Karima Geodesi 2011
Jofan
Hardien Geodesi 2011
Rina
Lulu Kartika
Momen istirahat 1
Momen istirahat 2
    Sesampainya di pos pendakian ada satu hal lagi yang membuat saya kaget bukan kepalang. Dunia itu tidak selebar yang kita kira karena setelah bercakap-cakap cukup lama akhirnya saya baru menyadari bahwa Rina adalah teman SD saya sewaktu di Bau-bau dan pisah karena sama-sama pindah sekolah sewaktu kelas 2. Setelah sekian lama akhirnya ketemu lagi dengan teman SD yang sebenarnya adalah hal kebetulan.
    Mendaki gunung adalah sarana pertemanan yang baik, disana diajarkan berbagi, menjaga sesama, sosial antar satu dengan yang lain dapat terlihat namun harus diperhatikan bahwa kita sebagai umat manusia tidak seharusnya melakukan perbuatan yang merusak. Ada pesan yang sering saya dengar dari teman-teman pecinta alam yakni "Jangan mengambil apapun kecuali gambar, jangan memburu apapun kecuali waktu dan jangan meninggalkan apapun kecuali jejak demi kelestarian alam ini".
    Akhir kata dari cerita ini pulang dengan capek haha namun dapat pengalaman baru diantaranya teman SD yang dulu terpisah kini ketemu lagi, dapat teman baru dll. Kembali saya mengatakan bahwa bahagia itu sederhana sesederhana tertawa bersama kalian kawan.
Bahagia itu sederhana.

1 comments:

Monday, June 9, 2014

Catatan perjalanan Jogja - Klayar

Pantai Klayar - Pacitan 

Pantai Klayar pagi hari
    Sebagai mahasiswa yang rajin bolos kuliah sudah sepantasnya mencari-cari harpitnas (hari kejepit nasional) buat dijadikan long weekend dadakan dan rada memaksa. Kala itu memang dunia serasa bebas dari ancaman apapun karena baru aja udah UTS di kampus tercina. Kelakuan mahasiswa langsung merencanakan liburan walaupun sebenarnya waktunya gak memungkinkan.
       Menurut pengalaman pribadi, jika suatu perjalanan direncanakan matang-matang jauh hari ada-ada saja halang melintang sehingga perjalanan itu tidak jadi sehingga pas perjalanan kali ini tidak kami rencanakan secara matang jauh-jauh hari. 
     Pada sehari sebelum berangkat tiba-tiba dari seorang kawan mengajak jalan dengan logat jawa "dolan yok neng klayar". Dengan rencana berangkat kamis 17 april 2014 dan pulang 18 april 2014, waktu sangat singkat buat jalan-jalan. Hari kamis, 17 april 2014 di rencanakan kumpul jam 4.30 pm namun karena esuatu hal akhirnya kumpul jam 5.30 dan saat itu juga langsung berangkat. Suatu kebetulan bahwa kami berjumlah 2 mobil dan hanya ada dua supir yang bisa diandalkan, itu berarti tidak ada supir pengganti. Cowok yang berangkat ada saya, Rio, Adhyawan, Irfan, Hardien, Syahrial, Bagas, Fauzi, Angga, Teguh sedangkan cewek tuh ada Jane, Meygan, Kesi, Ayu, Nita.
   FYI kami semua baru pertama kali ke Klayar dan jalan menuju Klayar-pun kami tak tahu. Akhirnya seluruh nasib tentang jalan menuju Klayar kamu pasrahkan ke GPS yang terpasang di smartphone. Berangkat jam 6.30 pm dan tiba 1.00 am 18 april 2014. Perjalanan yang tidak singkat dengan beberapa kali berhenti untuk shalat dan isi bahan bakar.
   Entah apa yang membuat kami sangat beruntung pada perjalanan ini, sesampainya disana tak ada orang lain selain kami. Disaat kami menatap langit semuanya terdiam akan deburan ombak yang menyisir pantai. Ternyata kami ditemani oleh rembulan indah bersama bintang bintang tanpa ada awan yang menutupi. Sungguh syahdu suasana ini, jauh dari kebisingan knalpot dan klakson kendaraan. Ah..sungguh iri rasanya saat diri ini tak ada yang mendampingi disaat romantis ini.
Memandang Luasnya Langit (Jepretan Irfan Ammar)
Sang fajar mulai menampakkan dirinya di ufuk timur, sebuah pemandangan indah yang sayang untuk dilewatkan. Di pantai Klayar terdapat beberapa spot untuk menikmati sunrise yakni di tepian pantai, pulau kecil, hingga punggung bukit di sebelah barat.
   Siapa yang gak bakal takjub dengan keindahan pesona alam ini. Sungguh Indonesia dikaruniai pesona alam yang indah tanpa kekurangan sesuatu apapun.
Sunrise di ufuk timur pantai klayar (Jepretan Irfan Ammar)
     Ya memang walaupun belum mandi narsis pun boleh demi momen mengganti profil picture. Emang sih objek alamnya sama tapi pesona aktor tetap menentukan hahaha.
Teguh Sulistian Geodesi 2011
Irfan Ammar Geodesi 2011 (Fotografer + Supir 2)
Rio Andi Geodesi 2011 (navigator 1)

Wahyu Hidayat Geodesi 2011
Hardien Geodesi 2011 ( navigator 2)
Aulia Adhyawan Geodesi 2011 (Supir 1)
     Benar yang dikatakan bahwa bahagia itu sangat sederhana, sesederhana tertawa bersama kalian para geodeleven. 
Bahagia Sederhana Teman
(Jane, Angga,  Fauzi, Meygan, Syahrial, Nita, Ayu, Rio, Hardien, Wahyu, Kesi, Adhyawan, Irfan, Bagas)
Ya semua ditutup dengan mandi bareng, bukan dalam kamar mandi tapi dilautan luas sambil menaruh harapan akan bertemu di kemudian hari dengan membawa kesuksesan masing-masing. Amin.

0 comments: