TOP NEWS

My way of joking is to tell the truth. That's the funniest joke in the world -Muhammad Ali-

Tuesday, May 5, 2015

Tikus + Buaya = Super predator

"Saya benci tikus dan saya benci buaya tapi saya lebih benci dengan tikus bersifat buaya"
      Tikus, siapa yang tidak mengenal salah satu hewan pengerat ini. Hobinya nongkrong di tempat gelap nan jorok. Biasanya mereka memiliki tingkat kecerdasan yang mumpuni, terbukti jika salah satu tikus terkena perangkap maka ia akan memberitahu kawannya bahwa jalur yang mereka lewati berbahaya, sangat cerdas bukan? Oh iya, mereka malah bisa berpura-pura mati dan segera kabur sekedip mata ketika kita membuka perangkapnya. Tikus jaman sekarang tidak takut akan kucing seperti cerita dongeng ataupun serial kartun Tom and Jerry. Ada empat hal yang bisa di catat, yakni :
Pertama tikus sekarang kebanyakan sudah berteman dan berdamai dengan kucing.
Kedua karena tikus mempunyai kecerdasan tinggi bisa mengelabui kucing.
Ketiga kucing kurang berminat terhadap tikus lagi karena tikus yang begitu lincah.
Keempat kucing diberi sebagian makanan hasil curian tikus sehingga segan memangsa.
      Ini hanya pandangan saya sebagai masyarakat awam dengan kelakuan aparat dan pejabat publik saat ini. Satu hal yang paling saya takuti dari keempat pemikiran diatas adalah poin pertama dan keempat. Jelas karena pada kedua poin tersebut sudah masuk kedalam sendi-sendi hati nurani. Jika pada pin dua dan tiga masih bisa teratasi dengan bekerja keras dan mengolah strategi, namun pada poin pertama dan keempat lebih kepada kerusakan nurani dan sistem.
      Oke sekarang mari berpaling dari tikus dan menuju ke binatang yang menurut saya pribadi sangat powerful, apalagi kalau bukan buaya. Buaya memiliki jangka hidup yang panjang, terbukti dia dinobatkan sebagai salah satu mahluk jaman purba yang masih hidup hingga saat ini. Mungkin karena dia tidak pernah memilih jenis daging apa yang akan disantap, yang penting memiliki protein tinggi. Binatang satu ini juga bisa reinkarnasi menjadi sosok manusia yang dibenci oleh kaum hawa, namun kali ini saya tidak akan membahas hal itu. Saya akan lebih fokus kepada sifat utama buaya yang beringas, pandai mengintai, pandai mengambil kesempatan, tanpa pandang bulu, dapat hidup di dua alam dan berumur panjang. Saya kagum terhadap binatang buas ini, karena menurut saya semuanya sifatnya sangat mendukung untuk menjadi predator.
      Sesuai judul tulisan ini "Tikus + Buaya = Super Predator" maka saya akan menjabarkan Super Predator sesungguhnya di era ini. Ya benar sekali, super predator itu adalah kita semua sebagai umat manusia yang memiliki kemampuan intelejensi tinggi, powerful, lincah dsb. Satu hal yang membuat kita berbeda dari Super Predator ini adalah hati nurani dan perasaan yang ada dalam hati. Hati nurani merupakan hal murni terlepas dari sifat-sifat buruk. Oleh sebab itu hati nurani ini terletak ditempat terdalam dalam diri dan hanya manusia terpilih yang mampu mengaksesnya. Lazimnya apabila hati nurani telah tertutup maka segalanya sudah demi kepentingan pribadi dan kelompok.
       Saya merasa miris dan ingin mengeluarkan unek-unek dalam diri ini maka terciptalah tulisan ini. Berawal dari adek kelas yang mengeluarkan unek-unek dalam media sosial terkait hubungan Pemerintah Daerah - Mahasiswa yang notabene merupakan warga dari daerah tersebut. Kali ini saya tidak akan menutup-nutupi pemerintah daerah mana yang melakukan hal ini. Benar sekali, itu adalah pemerintah daerah saya, Majene. Sebuah kabupaten di pesisir propinsi Sulawesi Barat.
       27 Maret 2015. Memang sudah terlewat beberapa bulan yang lalu dan cenderung menjadi cerita basi namun hati sudah sesak maka perlu di lampiaskan.  Pada tanggal 27 Maret 2015 bertempat di Wisma Ammana I Pattolawali (Asrama Majene di Yogyakarta) kedatangan tamu dari perangkat daerah. Adapun fakta yang terjadi sesuai sumber terpercaya :
Perangkat daerah yang tergabung dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yakni Asisten III, dan Kabag Umum beserta staf dan jajarannya.
Adapun tujuan dari kunjungan ini adalah untuk "Mencocokkan data aset daerah yang ada dalam catatan daerah dengan yang ada dilapangan beserta mengecek keadaan aset tersebut", ujar Asisten III yang kemudian dibenarkan oleh Kabag Umum.
Perangkat daerah kunjungan seluruhnya bertotal 17 orang sedangkan hanya 9 orang yang mengikuti pertemuan dengan pihak mahasiswa. Pihak panitia sudah menghubungi beberapa perangkat yang belum hadir namun tetap tidak datang.
Tidak semua perangkat yang hadir dalam pertemuan tersebut mengisi daftar presensi yang diberikan oleh panitia. Adapun isi presensi adalah nama, asal dan jabatan.
Durasi kunjungan berkisar 1 jam.
Harus menandatangani 25 rangkap SPPD dari 17 orang yang datang ke Yogyakarta
Berdasarkan fakta diatas maka ada indikasi bahwa :
Dari 17 orang perangkat daerah yang datang terdapat tamu non perangkat daerah yang menggunakan phantom mode.
Pihak yang tidak mengikuti pertemuan tersebut kemungkinan merasa tujuan utama ke Yogyakarta adalah vacation.
Pihak yang idak mengikuti pertemuan tersebut kemungkinan merasa pertemuan dengan mahasiswa adalah kegiatan wasting time.
Bagi perangkat daerah kemungkinan takut akan di panggil dan terbukti bersalah jika mengisi daftar presensi yang telah diberikan oleh panitia pelaksana.
Kemungkinan perangkat daerah yang hadir dalam pertemuan tersebut tidak mengetahui jabatannya secara jelas. Karena sedang dalam phantom mode.
Adanya indikasi bahwa kurang serius menanggapi tugas yang diemban. Untuk biaya perjalanan dinas sebanyak 17 orang bukanlah nominal yang sedikit. Terlebih lagi hanya diselesaikan selama 1 jam, itupun tak dihadiri oleh keseluruhan perangkat daerah.
Kemungkinan durasi 1 jam karena kurang paham akan tugas yang di emban dan menganggap sudah cukup dengan 1 jam, selebihnya vacation.
Adanya indikasi SKPD dalam Phantom Mode diluar 17 orang yang datang ke Yogyakarta.
Kemungkinan perangkat daerah tersebut kurang pandai dalam berhitung.
     Keresahan saya sangat beralasan, ini adalah salah satu contoh dari Super Predator yang berkeliaran dengan mudahnya. Sistem pemerintahan yang kendor atau memang karena sudah sama-sama tahu sehingga semua cukup mengatakan "alah, dari dulu gitu juga dan gak apa-apa kok". Dimana hati nurani anda para pejabat daerah? Anda di biayai oleh uang bapak, ibu, om, tante, kakek, nenek kami. Seluruh perjalanan dinas dan fasilitas di sediakan oleh bapak ibu kami agar dapat melaksanakan tugas tanpa memikirkan sulitnya mencari uang perjalanan. Tahukah anda perasaan bapak ibu kami ketika mengetahui anda semua hanya mempermainkan keringat mereka dan melihat kami anak-anaknya kalian acuhkan? 
      Wahai perangkat daerah yang terangkat menduduki jabatan yang ada saat ini sesungguhnya berkat pemilihan dari kami juga, jadi jangan sia-siakan kepercayaan kami yang kami taruh di pundakmu. Jika saya menjadi anda maka rasanya malu tak berbatas karena bersikap seperti itu.

"Indonesia tidak kurang orang pintar, indonesia kurang orang berhati nurani" 

Berikut ini saya lampirkan gambar screenshot dari sumber penulis :





0 comments: